Click here if you want to read it in English :D
Samakah dengan gaya punk, atau katakanlah punk
versi hitam?
Samakah dengan hanya merias seluruh mata dengan
eyeliner super tebal?
Apakah sama dengan hanya memakai kaus bergambar
band, entah band apa itu?
Samakah dengan EMO?
…
TIDAK.
Mode/fashion Gothic tidak sama dengan hanya
berpakaian serba hitam dan memamerkan diri di depan orang-orang,”Yeah…”.
Sebenarnya saya juga mengatakan itu setiap orang-orang bertanya tentang cara
berpakaian saya, hehe.. Eit, bukan ‘yeah’ yang tadi artinya lho. Saya hanya
tidak tahu kata yang tepat dan ringkas untuk bicara langsung ke inti, karena
seperti yang (mungkin) Anda tahu, butuh waktu seumur hidup untuk mempelajari
perkembangan dari cabang kebudayaan ini. Semoga saya tidak membuat Anda
bingung.
Gothic fashion
is a clothing style marked by conspicuously dark, mysterious, exotic, and
complex features. It is worn by members of the goth
subculture. A dark,
sometimes morbid fashion and style of dress, typical gothic fashion includes a
pale complexion with colored black hair, black lips and black clothes. Both
male and female goths wear dark eyeliner and dark fingernail polish.
Terjemahan menurut pemikiran saya:
Mode Gothic adalah gaya berpakaian yang khas
dengan nuansa warna gelap (saya tidak mau pakai kata ‘kegelapan’, pasti nanti
banyak orang salah paham), berciri misterius/aneh, di luar biasa, dan punya
corak tersendiri. Mode ini diikuti oleh orang-orang yang menjadi bagian dari
budaya Gothic. Beberapa ciri khas tersebut termasuk membuat kulit menjadi putih
pucat yang bagus (mulus) dengan rambut yang dicat hitam, bibir hitam dan
pakaian hitam. Baik pria maupun wanita goth memakai eyeliner hitam dan cat kuku
hitam.
Dari bacaan di atas, bisa disimpulkan bahwa fashion Gothic adalah salah satu dari beberapa cara untuk membuat seseorang dikenali sebagai Goth. Fashion Gothic adalah suatu gaya yang khas dan beragam, dengan hitam atau warna warna gelap sebagai ‘tanda pengenal’ mereka, orang-orang Gothic. Tentu, ada alasan mengapa yang dipilih warna tersebut. Bisa kalian baca di sini.
… There are many
variations in how different Goths dress, and no “correct” way to do it. It is
common for Caucasian Goths to strive to have pale skin, sometimes wearing pale makeup,
or avoiding the sun. But once again, there’s always exceptions. Most Goths wear
a lot of dark eye makeup, such as eyeliner, and lipstick in shades of red,
purple and black are popular.
Lagi-lagi terjemahan dari saya:
… Ada banyak
perbedaan di dalam cara Goths berpakaian, dan tidak ada cara yang
“dibenarkan secara paten” untuk melakukannya. Sudah biasa bagi Goths dari
bangsa Eropa (bangsa kulit putih, Kaukasia) berusaha membuat kulitnya terlihat
pucat, sehingga terkadang memakai dandanan pucat, atau menghindari matahari. Tetapi, sekali lagi, selalu ada
pengecualian. Kebanyakan Goth mendandani mata mereka dengan warna gelap,
seperti dengan eyeliner, dan lipstik berwarna merah, ungu dan hitam sangat
dikenal.”
Tambahan untuk kalimat saya di atas, Fashion
Gothic adalah suatu gaya yang khas, beragam, bernilai seni dan kreatif, dengan
hitam atau warna warna gelap sebagai ‘tanda pengenal’ mereka, orang-orang
Gothic. Pengecualian-pengecualian yang ada tergantung tempat kamu tinggal,
tergantung norma norma yang membuatmu merasa “terpaksa” mentaatinya.
Jadi, saya tidak bisa mengatakan bahwa studs
(bagian aksesoris yang seperti spike/duri itu lho) dan rantai adalah contoh
gaya Gothic yang mutlak. Tidak, lah. Tidak semua goth suka memakai benda
tersebut sebagai aksesoris. Banyak gaya yang bisa digabungkan seperti
Victorian, Punk, Steampunk, mungkin akan saya bahas lebih rinci di blog
selanjutnya. Masih banyak lagi yang bisa di-explore. Bagaimana cara
mengetahuinya? Baca tulisan ini saja tidak cukup lho. Mari cari tahu ke sumber
yang tepat! Kembangkan rasa kepomu *eh* Ada (sangat) banyak Goth blogger di
seluruh dunia (saya percaya mereka ada di setiap Negara, setidaknya satu atau
dua yang benar-benar Goth). Lihat, baca, pahami, dengarkan mereka, dan kamu
akan dapat banyak inspirasi, khususnya dalam berpakaian. Ya tentunya
dikondisikan juga dengan budaya kita, Indonesia! *coreng muka merah putih*
Kalau ada yang salah mengira gayamu, entah
mungkin mereka akan men-judge emo lah, punk lah dsb, hiraukan saja. Toh mereka
tidak akan terlalu mau tahu, tapi sok tahu hahahah.. Waktumu akan sia-sia kalau
masih yakin ingin “menguliahi” mereka :p
Hanya kamu yang mengenal dirimu sendiri.
No comments:
Post a Comment
I really appreciate comments and questions. Thank you so much :-)